Bagi mereka yang berwisata ke Iran, kota Isfahan merupakan kota wajib yang dikunjungi karena katanya , setengah keindahan dunia ada di Isfahan. Selain menikmati Istana Ali Qapu, Alun-alun Naqs-e Jahan dan Si-o-Se-Pol, Isfahan juga kaya akan bangunan-bangunan bersejarah lainnya. Salah satunya adalah Hotel Abbasi, salah satu hotel tertua di Timur Tengah.
Hotel Abbasi dibangun pada 1600-an sebagai tempat karavanserai—tempat penginapan para pedagang dan saudagar dari penjuru dunia. Hotel Abbasi dibangun di masa dinasti Syafawi Persia tepatnya di masa Sultan Hussein. Pada masa itu, Isfahan berada pada masa kegemilangannya karena merupakan ibukota imperium dinasti Persia Syafawi. Di abad ke-17, bangunan karavanserai ini sempat mengalami renovasi. Hotel Abbasi sudah beralih fungsi berkali-kali selama kurun ratusan tahun. Mulai dari depot penyimpanan senjata, tempat muatan logistik untuk pasukan penginvasi hingga sebagai barak militer.
Pada tahun 1950, seorang arkeolog asal Perancis bernama Andre Godard yang sedang berada di Iran memperjuangkan upaya merestorasikan nasib bangunan tersebut. Usaha Godard berhasil dan bangunan yang semula sebagai karavanserai tersebut akhirnya dikonversi menjadi Hotel yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan asing yang datang ke Isfahan sekarang.
Hotel Abbasi memiliki 225 kamar, termasuk di dalamnya 23 suite. Di dalamnya, terdapat beberapa corak unik khas dinasti-dinasti muslim Persia seperti model dinasti Qajar dan Syafawi. Dapat dikatakan bahwa Bangunan hotel ini masih mempertahankan desain interiornya yang sudah berumur ratusan tahun. Terdapat breakfast hall bergaya Qajar yang bisa dinikmati. Desain kamar-kamarnya juga seakan menghantarkan kita kembali ke abad 17. Kini, Hotel Abbasi tidak hanya melayani sensasi penginapan di tempat bersejarah tersebut, tetapi juga melayani kunjungan wisatawan untuk menjajaki sejarah Panjang bangunan tersebut dari karavanserai menjadi hotel.
